13 Juli 2011

Ciri-ciri Makalah Yang Bagus

Posted by Rendra Asmoro S. W. | 13 Juli 2011 | Category: |




Apakah ciiri-ciri makalah yang bagus atau berkualitas tinggi itu? Itulah pertanyaan yang sering dikemukakan mahasiswa ketika dosen memberikan tugas kepada mereka untuk menulis makalah. Pertanyaan tesebut penting karena mahasiswa ingin (a) dapat menulis makalah yang bagus demi masa depan studi dan karir mereka, dan (b) agar mereka dapat memenuhi harapan dosennya dan mendapat nilai A untuk makalah itu.

Artikel ini berusaha membicarakan ciri-ciri itu. Dengan demikian akan ada kesepahaman antara dosen dan mahasiswa tentang ciri-ciri makalah yang sama-sama mereka ingin hasilkan. Hal itu akan membuat penilaian dosen terhadap makalah mahasiswa menjadi valid dan obyektif serta akan memudahkan mahasiswa menghasilkan makalah yang sesuai dengan kriteria dosen tersebut.

Mengapa mahasiswa perlu dilatih menulis makalah? Tulisan ilmiah adalah sarana komunikasi tertulis yang sering dilakukan oleh para sarjana )ilmuwan). Tulisan ini bisa biasanya berupa makalah ilmiah yang disajikan dalam seminar, artikel ilmiah yang dipublikasikan melalaui jurnal ilmiah, atau laporan penelitian yang diserahkan kepada sponsor. Sebagai seorang yang sedang belajar menjadi sarjana (ilmuwan) mahasiswa perlu banyak melatih ketrampilan ini. Itulah sebabnya mengapa banyak dosen yang meminta mahasiswanya untuk menulis makalah. Melalui makalah yang ditulis mahasiswa, dosen dapat menilai kemampuan mahasiswa dalam (a) menerapkan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah dalam memecahkan persoalan yang dihadapi dan (b) mengemukakan isi fikiran atau penapatnya secara jelas, akurat, berdasarkan sumber informasi yang dapat dipertanggung jawabkan, seimbang, kreatif, runtut, dan tertata baik. Ketrampilan menulis makalah yang baik dan benar ini juga akan memudahkan mahasiswa ketika, di akhir program, mereka harus menulis skripsi, thesis, maupun disertasi.

Yang dimaksud dengan makalah yang bagus dalam artikel ini adalah makalah yang pantas untuk mendapat nilai A. Dalam bahasa Inggris, makalah seperti ini disebut sebagai makalah yang ’excellent’ (bagus sekali). Makalah-makalah yang tidak memenuhi standar ini pantas diberi nilai lebih rendah. Makalah yang bagus atau berkualitas tinggi harus mempunyai kualitas yang dapat diterbitkan (publishable). Artinya, organisasi (penataan isinya), gaya bahasanya, dan teknik penulisannya hanya memerlukan sedikit editing saja untuk bisa diterbitkan.

Ciri-ciri makalah yang bagus.

1. Ciri Umum. Secara umum, makalah yang bagus (berkualitas tinggi) memiliki ciri umum sebagai berikut:

a. Akurat dan menyeluruh (comprehensive).

Artinya, makalah tersebut menyajikan fakta dan gagasan secara akurat, dan membahas masalahnya secara lengkap dan tuntas. Makalah tersebut juga telah mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan calon pembaca mengenai topik tersebut dan kemudian menjawabnya dengan baik.

b. Memiliki sumber informasi yang baik.

Ini adalah ciri yang paling penting dari setiap makalah. Makalah yang bagus mengakui sumbangan penulis lain yang karyanya tentang topik itu telah diterbitkan. Tidak melakukan hal itu dianggap sebagai praktek kesarjanaan yang buruk. Makalah tersebut menggunakan sumber informasi yang beragam (semakin banyak semakin baik). Untuk semua fakta dan gagasan yang bukan merupakan karya asli penulis makalah diberikan kutipan. Kutipan langsung digunakan secara jarang, dan dipilih untuk memberikan ilustrasi gagasan penulis lain dalam bahasa mereka sendiri. (Penjelasan tentang kutipan dan rujukan lebih lanjut akan diberikan di bawah.).

c. Seimbang.

Ini berarti bahwa makalah tersebut membahas fakta, gagasan, dan sudut pandang yang dibicarakan secara obyektif dan seimbang, dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan masing-masing. Makalah yang bagus mungkin bersikap kritis terhadap karya tulis sebelumnya, tetapi tidak memberikan kitik tanpa dasar dan menyerang secara ad hominem1 kepada penulis lain.

d. Kreatif.

“kreatif” dalam pengertian ilmiah berarti bahwa makalah tersebut tidak sekedar menyajikan fakta belaka, tetapi ini tidak berarti bahwa informasi yang disajikan itu “dikarang” atau tidak berdasarkan fakta. Dalam makalah yang berkualitas, fakta-fakta itu ditata, dianalisa, dipadukan, dan digunakan sebagai dasar kesimpulan dengan cara yang inovatif, kreatif, dan orisinal.

e. Secara teknis, penulisannya benar.

Ini berarti bahwa makalah tersebut terbebas dari kesalahan gaya bahasa, tatabahasa, tanda baca, penggunaan kata, dan ejaan.

f. Tertata dengan baik.

Ini berarti bahwa makalah tersebut memiliki tujuan yang jelas. Dalam makalah yang berkualitas, materinya ditata secara logis, dengan kata-kata transisi yang baik di antara bagian-bagiannya dan dengan kecepatan yang tepat.

2. Struktu makalah. Makalah yang bagus hendaknya terdiri atas 4 bagian pokok:

a. Bagian pendahuluan.

Bagian pendahuluan harus merupakan pernyataan yang jelas, menarik, dan ringkas tentang (a) topik yang akan dibahas dalam makalah tersebut, (b) bagaimana kaitan topik tersebut dengan bidang ilmu yang sedang dibicarakan dan terutama dengan sub-bidang ilmu Anda (penulis), serta (c) mengapa topik tersebut penting dan menarik untuk dibicarakan. Dalam makalah yang berbasis penelitian, hipotesis yang akan diuji disajikan dalam bagian ini.

b. Batang tubuh makalah.

Dalam makalah yang berdasarkan penelitian, bagian ini dibagi menjadi bagian “materi dan metode penelitian,” bagian “hasil/temuan penelitian,” dan bagian “diskusi/pembahasan.” Untuk makalah akademik (makalah kelas), bagian-bagian ini mungkin kurang begitu tampak jelas, tetapi materi tersebut perlu disajikan di bagian ini. Untuk makalah yang disajikan dalam seminar/konferensi, bagian “hasil/temuan penelitian” dan “pembahasan” ini seringkali digabungkan.

  • Dalam bagian materi dan metode penelitian, penulis mengungkapkan dari mana dan bagaimana dia memperoleh data atau gagasan yang dibicarakan dalam makalah itu. Penulis juga menjelaskan metode, prosedur, atau pendekatan yang akan digunakan untuk memeriksa data atau gagasan tersebut.
  • Di bagian hasil/temuan penelitian, penulis menyebutkan hasil-hasil analisa atau evaluasinya terhadap data atau gagasan yang ditelitinya.
  • Di bagian diskusi/pembahasan, penulis membicarakan implikasi dan makna dari hasil/temuan penelitiannya itu. Setiap faktor yang mungkin mempengaruhi hasil/temuan tersebut, termasuk bias penulis sendiri, hendaknya dibicarakan di sini.

c. Ringkasan dan Kesimpulan.

Makalah yang bagus mempunyai ringkasan di bagian akhirnya. Dalam laporan penelitian yang formal, ini disebut bagian ”penutup/kesimpulan.” Ringkasan itu hendaknya menyatakan kembali secara ringkas tujuan makalah, setiap hipotesis yang diuji, materi dan metode penelitian yang digunakan, dan hasil yang diperolehnya. Kesimpulan kemudian ditarik berdasarkan hasil/temuan penelitian tersebut. Dalam makalah laporan penelitian, penulis menyatakan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Ringkasan tesebut menyatakan berakhirnya penelitian yang telah ia lakukan tetapi menyebutkan penelitian lanjutan yang masih harus dilakukan mengenai topik tersebut.

d. Daftar Pustaka.

Makalah yang bagus menyertakan daftar pustaka (bibliografi). Bagian ini bisa juga disebut sebagai ”daftar sumber yang dikutip”. Ruukan dibeikan untuk semua karya yang dikutip dalam makalah, dan hanya karya yang telah dikutip saja.

3. Kutipan.

Kutipan adalah rujukan ke sumber informasi yang disebutkan dalam makalah. Format kutipan yang benar adalah penting. Secara umum, bidang ilmu sains (seperti Anthropologi) menggunakan format kutipan yang bebeda dari bidang humaniora (misalnya, Bahasa Indonesia). Oleh karena itu, gunakan format kutipan yang tepat sesuai dengan bidang ilmu tersebut.

a. Apa yang harus Anda kutip?

Pada dasarnya, yang harus Anda kutip adalah setiap fakta atau gagasan, kecuali kalau itu merupakan (a) pengetahuan umum, atau (b) data, hasil/temuan, kesimpulan, atau gagasan asli Anda sendiri.

  • Yang dimaksud dengan pengetahuan umum adalah pengetahuan yang dapat Anda harapkan dimiliki oleh setiap orang yang Anda temui. Misalnya, Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden Indonesia tahun 2004-2009.”
  • Data, temuan, kesimpulan, atau gagasan orisinal yang Anda kumpulkan, amati, deduksi, atau fikirkan untuk pertama kalinya di dunia (sejauh tercatat dalam literatur yang ada._

b. Format kutipan.

Format dasar suatu kutipan adalah (Penulis, tanggal) atau (Para penulis, tanggal). Sebagai contoh, (Brackman, 1980) atau (Gonick & Wheelis, 1983). Kebanyakan editor lebih suka Anda menggunakan tanda “&” daripada kata “dan”. Berikut ini adalah beberapa penyempurnaan dan pengecualian atas prinsip dasar di atas.

  • Dalam makalah ilmiah, penggunaan ibid, op.cit., dan susunan serupa itu hendaknya dihindari.
  • Apabila ada lebih dari dua penulis, Anda hendaknya menggunakan ”et.al.” Sebagai contoh, (Barkow et.al., 1992) dan bukan (Barkow, Cosmides, dan Tooby, 1992).
  • Untuk menyitir beberapa sumber fakta atau gagasan, letakkan semuanya dalam tanda kurung yang sama dan pisahkan masing-masing dengan tanda titik-koma. Urutkan sumber itu berdasarkan tanggal penerbitannya (yang paling tua lebih dahulu) dan secara alfabetis bila ada dua sumber yang bertahun penerbitan sama. Sebagai contoh, (Darwin, 1872; Ardrey, 1996; Williams, 1966; Carey, 1982).
  • Ketika menyitir dua atau lebih karya tulis dari seorang penulis, sebutkan nama penulis itu sekali saja dan pisahkan tahun penerbitan karya itu dengan koma. Sebagai contoh, (Barkow, 1973, 1978, 1989; Leslie, 1987, 1988). Jika ada dua atau lebih karya yang diterbitkan dalam tahun yang sama, gunakan huruf sesudah tahun penerbitan itu untuk membedakannya. Sebagai contoh, (Daly & Wilson, 1984a, 1984b, 1987). Gunakan huruf itu juga ketika Anda merujuk kutipan itu dalam daftar pustaka.
  • Nomor halaman biasanya tidak digunakan kecuali untuk kutipan langsung. Ketika mengutip langsung, letakkan nomor halaman itu sesudah tahun penerbitan, dan pisahkan dari tahun penerbitan itu dengan titik dua (:). Sebagai contoh, (Hooton, 1935:113-114).
  • Apabila Anda menyebut nama penulis di dalam teks makalah Anda, sertakan hanya tahun penerbitannya saja, sesudah namanya. Sebagai contoh, Conroy (1997) membahas tentang X, tetapi Lewin (1989) tidak.

c. Kekecualian dan prinsip-prinsip kecil lainnya memang ada. Kalau Anda ragu-ragu tentang format kutipan dan rujukan yang tepat untuk makalah Anda, mintalah penjelssan dosen Anda.


4. Rujukan/referensi.

Rujukan adalah daftar bacaan yang Anda cantumkan dalam daftar pustaka (bibliografi). Rujukan ini harus sesuai dengan kutipan yang ada dalam makalah Anda. Ini berarti bahwa setiap kutipan yang ada dalam teks makalah Anda harus mempunyai rujukan dalam daftar pustaka Anda. Jangan memasukkan rujukan lebih dari satu kali, meskipun Anda mengutipnya beberapa kali. Jangan memasukkan rujukan dalam daftar pustaka Anda jika Anda tidak mengutipnya dalam teks makalah Anda.

a. Format rujukan hendaknya mengikuti format yang digunakan di jurnal utama dalam disiplin atau sub-disiplin ilmu Anda. Sebagai contoh, kalau Anda menulis di bidang anthropologi fisik, Anda tidak akan keliru kalau menggunakan format rujukan yang digunakan dalam American Journal of Physical Anthropology, walaupun ahli paleoanthropologi bisa memilih untuk menggunakan format yang digunakan dalam Journal of Human Evolution, ahli primatologi mungkin menggunakan format yang digunakan dalam the American Journal of Primatology. Format yang digunakan untuk merujuk dokumen eletronik (yang diperoleh dari internet atau sumber serupa) adalah serupa dengan yang digunakan untuk dokumen tercetak, dan pedoman untuk menyitir materi jenis ini mudah diperoleh di internet.

b. Format rujukan itu amat beragam, dan berubah seiring perubahan waktu. Komponen terpenting suatu rujukan adalah (1) nama penulis, (2) tahun penerbitan, (3) judul karya tulis, dan (4) bagaimana dan di mana karya tesebut dapat diperoleh. Bagaimana dan di mana karya tulis itu dapat diperoleh bisa berupa judul jurnal serta volume dan nomor halamannya, nama penerbitnya dan kota kedudukan penerbit tersebut, atau informasi lainnya. Berikut ini adalah beberapa contoh format dari the Americahn Journal of Physical Anthropology.

  • Suatu Artikel dalam jurnal:
Contoh:
Cartmill M, MacPhee RDE, and Simons EL (1981) Anatomy of the temporal bone in early anthropoids with remarks on the problem of anthropoid origins. Am. J. Phys. Anthropol. 56:3-21.
Perhatikan bahwa baris pertama rujukan itu ke luar ke sisi kiri beberapa huruf. Format ini tidak membolehkan penggunaan et al. dalam rujukan (walaupun boleh dalam kutipan)—nama semua penulis haris disebutkan. Digunakan singkatan nama dan bubkan nama selengkapnya. Tahun penerbitan ditulis dalam kurung, dan ditulis sesudah nama penulisnya. Judul artikel tidak ditulis dalam huruf besar, kecual huruf pertamanya. Judul jurnal disingkat (dengan hanya menggunakan singkatan baku) dan tidak digaris bawahi ataupun dicetak miring. Nomor voume jurnal dicetak miring. Nomor penerbitan jurnal biasanya tidak disebutkan.
  • Buku
Contoh:
Struhsaker TT (1975) The Red Colobus Monkey. Chicago:
University of Chicago Press.
Perhatikan bahwa semua aturan yang diterapkan pada artikel jurnal juga diterapkan di sini. Huruf pertama setiap kata utama dalam judul itu ditulis dalam huruf besar, tetapi judul itu tidak digaris bawahi atau dicetak miring. Kota utama penerbit disebutkan.
  • Makalah dalam terbitan yang diedit.
Contoh:
Guha BS and Basu PC (1938) Laporan tentang kerangka manusia yang digali di Mohenjo-Daro di tahun 1928-29. Dalam EJH MacKay (ed.): Further Excavation at Mohenjo-Daro. New Delhi: government of India Press, hal. 613-638.
  • Sumber dari internet.
Pedoman untuk ini banyak terdapat di internet, salah satunya dapat ditemukan di http://www.bedfordstmartins.com/online/citex.html.



Sumber: Undergraduate Advising worksheets, The Department of Anthropology, at the University of Montana –Missoula dengan alamat: http://www.anthro.umt.edu/advising/excellent_paper.htm (diakses pada tanggal 10 Mei, 2009).


Catatan akhir:
1menggunakan perasaan atau prasangka dan bukan akal atau menyerang sifat pribadi dan bukan pendapat yang dikemukakan