2 Agustus 2011

Murai Batu (White-Rumped Shama)

Posted by Rendra Asmoro S. W. | 2 Agustus 2011 | Category: |

Murai Batu Ekor Panjang



Burung Murai Batu

Karakter dan sifat burung Murai Batu, cara memilih burung Murai Batu, cara merawat burung Murai Batu, cara memaster burung Murai Batu, tips seputar burung Murai Batu.

TIPS PANDUAN BURUNG MURAI BATU

Pemilihan Bakalan (Bahan), Perawatan Harian, Perawatan Pra Lomba, Perawatan Pasca Lomba dan Perawatan Mabung untuk Burung Murai Batu (White-Rumped Shama)

Berdasarkan Riset SMART MASTERING - WWW.SMARTMASTERING.COM


Burung Murai Batu merupakan salah satu burung berkicau cerdas terbaik (dari keluarga Turdidae) yang sangat banyak penggemarnya. Merawat burung Murai Batu sangat mudah dan menyenangkan.

Jenis-jenis burung Murai Batu dan asal burung Murai Batu yang banyak dikenal di Indonesia adalah Burung Murai Batu Medan, Burung Murai Batu Aceh, Burung Murai Batu Lampung, Burung Murai Batu Lahat, Burung Murai Batu Jambi dan Burung Murai Batu Kalimantan (Borneo). Suara burung Murai Batu sangat merdu dan bervariasi. Burung Murai Batu adalah salah satu burung penyanyi terbaik di dunia.

KARAKTER DASAR BURUNG MURAI BATU

  • Mudah beradaptasi, burung Murai Batu sangat mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.

  • Petarung yang gampang naik darah. Apabila mendengar suara burung Murai Batu lain atau melihat burung sejenis, maka semangat tempurnya langsung berkobar.

  • Birahi yang cenderung mudah naik. Burung ini sangat mudah naik birahinya, banyak penyebab yang dapat membuat naiknya birahi pada burung jenis ini. Stelan EF (Extra Fooding) yang over, penjemuran yang berlebih atau melihat burung Murai Batu betina, dapat dengan cepat menaikkan tingkat birahinya.

  • Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.


PEMILIHAN BAHAN BURUNG MURAI BATU YANG BAIK

(CIRI-CIRI BURUNG MURAI BATU YANG BAIK DARI KATURANGGAN)

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung Murai Batu.

  • Berkelamin jantan, ciri-ciri burung Murai Batu jantan dapat dilihat warna bulu hitam yang tegas mengkilap dan kontras serta memiliki ekor yang lebih panjang daripada burung Murai Batu betina.

  • Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.

  • Kepala berbentuk kotak, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.

  • Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.

  • Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.

  • Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.

  • Panjang ekor yang serasi dengan postur badan. Pilihlah bentuk ekor yang sedikit lentur.

  • Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.


MAKANAN YANG SESUAI UNTUK BURUNG MURAI BATU

  • Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Murai Batu. Voer harus selalu tersedia didalam cepuknya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.

  • EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung Murai Batu yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Cacing, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberian EF tersebut.

Voer

Jangkrik

Kroto

Ulat Hongkong

Belalang

Ulat Bambu

PERAWATAN DAN STELAN HARIAN BURUNG MURAI BATU

Perawatan harian untuk burung Murai Batu relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.

Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung Murai Batu:

  • Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).

  • Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer dan Air Minum.

  • Berikan Jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.

  • Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.

  • Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.

  • Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.

  • Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.

  • Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.

  • Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.


PENTING

  • Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.

  • Pemberian Cacing diberikan 1 ekor 1x seminggu. contoh setiap hari Selasa pagi.

  • Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.

  • Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.


PENANGANAN APABILA BURUNG MURAI BATU OVER BIRAHI

  • Salah satu ciri-ciri burung Murai Batu yang terlalu birahi (over birahi) antara lain: agresif, bulu mengkorok, nglowo (sayap turun) dan mematuk ornamen sangkar.

  • Pangkas porsi Jangkrik menjadi 3 pagi dan 2 sore.

  • Lakukan pengembunan (jam 05.30-06.00).

  • Berikan Cacing 2 ekor 2x seminggu.

  • Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore.

  • Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja.

  • Waktu pengumbaran dibuat lebih sering dan lebih lama.


PENANGANAN APABILA BURUNG MURAI BATU KONDISINYA DROP

  • Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore.

  • Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi 3x seminggu.

  • Berikan Kelabang 2 ekor seminggu sekali.

  • Mandi dibuat 2 hari sekali saja.

  • Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Murai Batu lain dahulu.

  • Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari.

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG MURAI BATU UNTUK LOMBA

Perawatan lomba untuk burung Murai Batu sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan hariannya. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung Murai Batu agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil.

Kunci keberhasilan perawatan lomba untuk burung Murai Batu yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.

Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Murai Batu:

  • H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 4 ekor sore.

  • H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.

  • 1 Jam sebelum di gantang lomba, burung di mandikan dan berikan Jangkrik 3-5 ekor dan Ulat Hongkong 6-15 ekor.

  • Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 2 ekor lagi.


PENTING

  • Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung Murai Batu lain.

  • Lakukan mandi malam (jam 19.00-20.00) pada H-1.


PERAWATAN DAN STELAN BURUNG MURAI BATU PASCA LOMBA

Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.

Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Pasca Lomba untuk burung Murai Batu:

  • Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.

  • Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.

  • Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG MURAI BATU MABUNG

Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung Murai Batu pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung Murai Batu menjadi rusak.

Pada masa mabung, metabolisme tubuh burung Murai Batu meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung Murai Batu butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal.

Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu. Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.

Berikut ini Pola Perawatan Masa Mabung untuk burung Murai Batu:

  • Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.

  • Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari.

  • Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Stelan Jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, Kroto 1 sendok makan setiap pagi, Cacing 2 ekor 3x seminggu dan Ulat Hongkong 3 ekor setiap pagi.

  • Berikan Multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu.

  • Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.

SUARA MASTER YANG BAIK UNTUK BURUNG MURAI BATU

Irama lagu yang dimiliki burung Murai Batu memegang peranan yang sangat penting di dalam penilaian lomba burung Murai Batu. Karena kembali kepada filosofi burung berkicau, daya tarik utama dari burung berkicau adalah kemampuan berkicaunya (irama lagu).

Memilih suara-suara master untuk burung Murai Batu janganlah terfokus hanya memilih suara-suara master yang kedengarannya unik dan bagus.

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan;

  • Kesesuaian irama lagu dan frekuensi antara suara master dengan burung andalan kita. Ketidaksesuaian suara master dengan burung akan menyebabkan lagu yang fals dan tidak enak didengar.

  • Mengikuti Trend Lagu yang ada. Misalnya tonjolan dan tembakan yang sedang digandrungi pada saat ini adalah tonjolan dengan speed rapat divariasikan dengan irama lagu yang ngeroll.

  • Variasi irama lagu yang mewah. Yang dimaksud irama lagu yang mewah disini bukanlah suara tonjolan yang keras, tetapi kita harus bisa memilih suara-suara master yang memiliki variasi speed yang selaras dan irama lagu yang memiliki cengkok dan mengalun.

Sangat banyak metode dan cara-cara yang dapat dilakukan di dalam proses pemasteran burung berkicau. Dan juga banyak sekali berkembang mitos-mitos yang keliru dalam prakteknya dilapangan.

Salah satu mitos aneh yang berkembang, yaitu burung yang akan di master harus melihat burung masternya, agar burung yang di master dapat menirukan gaya bunyi dan cara membuka mulut burung master tersebut. Mitos lainnya yaitu proses pemasteran burung berkicau harus menunggu burung dalam keadaan ganti bulu atau mabung.


Sebenarnya;
Pemasteran dapat kita lakukan tidak harus menunggu burung berkicau dalam keadaan mabung atau berganti bulu. Burung berkicau dalam keadaan normal, bahkan dalam keadaan top form pun juga dapat dilakukan pemasteran.

Ada Mitos yang mengatakan pemasteran burung harus menunggu masa burung mabung. Alasannya karena; Pada saat mabung, burung berkicau cenderung untuk banyak diam dan sangat jarang sekali berkicau. Burung yang banyak diam pada masa mabung tersebut, cenderung untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk menyimak dan mengolah suara-suara yang ada disekelilingnya. Apabila suara yang didengarnya sesuai dengan tipikal karakter suaranya, maka akan direkam dan ditirukan.

Kunci keberhasilan dalam memaster burung Murai Batu adalah memaster burung dengan suara-suara master (burung master) yang cocok dan sesuai dengan karakter dasar lagu burung yang akan di master (burung maskot).

Satu lagi yang terpenting, jangan lupa untuk selalu memperdengarkan suara-suara master tersebut secara berkala (Feedback) kepada burung Murai Batu tersebut. Supaya irama lagu yang sudah ada tidak hilang dan menjadi rusak.




:)

13 Juli 2011

Ciri-ciri Makalah Yang Bagus

Posted by Rendra Asmoro S. W. | 13 Juli 2011 | Category: |




Apakah ciiri-ciri makalah yang bagus atau berkualitas tinggi itu? Itulah pertanyaan yang sering dikemukakan mahasiswa ketika dosen memberikan tugas kepada mereka untuk menulis makalah. Pertanyaan tesebut penting karena mahasiswa ingin (a) dapat menulis makalah yang bagus demi masa depan studi dan karir mereka, dan (b) agar mereka dapat memenuhi harapan dosennya dan mendapat nilai A untuk makalah itu.

Artikel ini berusaha membicarakan ciri-ciri itu. Dengan demikian akan ada kesepahaman antara dosen dan mahasiswa tentang ciri-ciri makalah yang sama-sama mereka ingin hasilkan. Hal itu akan membuat penilaian dosen terhadap makalah mahasiswa menjadi valid dan obyektif serta akan memudahkan mahasiswa menghasilkan makalah yang sesuai dengan kriteria dosen tersebut.

Mengapa mahasiswa perlu dilatih menulis makalah? Tulisan ilmiah adalah sarana komunikasi tertulis yang sering dilakukan oleh para sarjana )ilmuwan). Tulisan ini bisa biasanya berupa makalah ilmiah yang disajikan dalam seminar, artikel ilmiah yang dipublikasikan melalaui jurnal ilmiah, atau laporan penelitian yang diserahkan kepada sponsor. Sebagai seorang yang sedang belajar menjadi sarjana (ilmuwan) mahasiswa perlu banyak melatih ketrampilan ini. Itulah sebabnya mengapa banyak dosen yang meminta mahasiswanya untuk menulis makalah. Melalui makalah yang ditulis mahasiswa, dosen dapat menilai kemampuan mahasiswa dalam (a) menerapkan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah dalam memecahkan persoalan yang dihadapi dan (b) mengemukakan isi fikiran atau penapatnya secara jelas, akurat, berdasarkan sumber informasi yang dapat dipertanggung jawabkan, seimbang, kreatif, runtut, dan tertata baik. Ketrampilan menulis makalah yang baik dan benar ini juga akan memudahkan mahasiswa ketika, di akhir program, mereka harus menulis skripsi, thesis, maupun disertasi.

Yang dimaksud dengan makalah yang bagus dalam artikel ini adalah makalah yang pantas untuk mendapat nilai A. Dalam bahasa Inggris, makalah seperti ini disebut sebagai makalah yang ’excellent’ (bagus sekali). Makalah-makalah yang tidak memenuhi standar ini pantas diberi nilai lebih rendah. Makalah yang bagus atau berkualitas tinggi harus mempunyai kualitas yang dapat diterbitkan (publishable). Artinya, organisasi (penataan isinya), gaya bahasanya, dan teknik penulisannya hanya memerlukan sedikit editing saja untuk bisa diterbitkan.

Ciri-ciri makalah yang bagus.

1. Ciri Umum. Secara umum, makalah yang bagus (berkualitas tinggi) memiliki ciri umum sebagai berikut:

a. Akurat dan menyeluruh (comprehensive).

Artinya, makalah tersebut menyajikan fakta dan gagasan secara akurat, dan membahas masalahnya secara lengkap dan tuntas. Makalah tersebut juga telah mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan calon pembaca mengenai topik tersebut dan kemudian menjawabnya dengan baik.

b. Memiliki sumber informasi yang baik.

Ini adalah ciri yang paling penting dari setiap makalah. Makalah yang bagus mengakui sumbangan penulis lain yang karyanya tentang topik itu telah diterbitkan. Tidak melakukan hal itu dianggap sebagai praktek kesarjanaan yang buruk. Makalah tersebut menggunakan sumber informasi yang beragam (semakin banyak semakin baik). Untuk semua fakta dan gagasan yang bukan merupakan karya asli penulis makalah diberikan kutipan. Kutipan langsung digunakan secara jarang, dan dipilih untuk memberikan ilustrasi gagasan penulis lain dalam bahasa mereka sendiri. (Penjelasan tentang kutipan dan rujukan lebih lanjut akan diberikan di bawah.).

c. Seimbang.

Ini berarti bahwa makalah tersebut membahas fakta, gagasan, dan sudut pandang yang dibicarakan secara obyektif dan seimbang, dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan masing-masing. Makalah yang bagus mungkin bersikap kritis terhadap karya tulis sebelumnya, tetapi tidak memberikan kitik tanpa dasar dan menyerang secara ad hominem1 kepada penulis lain.

d. Kreatif.

“kreatif” dalam pengertian ilmiah berarti bahwa makalah tersebut tidak sekedar menyajikan fakta belaka, tetapi ini tidak berarti bahwa informasi yang disajikan itu “dikarang” atau tidak berdasarkan fakta. Dalam makalah yang berkualitas, fakta-fakta itu ditata, dianalisa, dipadukan, dan digunakan sebagai dasar kesimpulan dengan cara yang inovatif, kreatif, dan orisinal.

e. Secara teknis, penulisannya benar.

Ini berarti bahwa makalah tersebut terbebas dari kesalahan gaya bahasa, tatabahasa, tanda baca, penggunaan kata, dan ejaan.

f. Tertata dengan baik.

Ini berarti bahwa makalah tersebut memiliki tujuan yang jelas. Dalam makalah yang berkualitas, materinya ditata secara logis, dengan kata-kata transisi yang baik di antara bagian-bagiannya dan dengan kecepatan yang tepat.

2. Struktu makalah. Makalah yang bagus hendaknya terdiri atas 4 bagian pokok:

a. Bagian pendahuluan.

Bagian pendahuluan harus merupakan pernyataan yang jelas, menarik, dan ringkas tentang (a) topik yang akan dibahas dalam makalah tersebut, (b) bagaimana kaitan topik tersebut dengan bidang ilmu yang sedang dibicarakan dan terutama dengan sub-bidang ilmu Anda (penulis), serta (c) mengapa topik tersebut penting dan menarik untuk dibicarakan. Dalam makalah yang berbasis penelitian, hipotesis yang akan diuji disajikan dalam bagian ini.

b. Batang tubuh makalah.

Dalam makalah yang berdasarkan penelitian, bagian ini dibagi menjadi bagian “materi dan metode penelitian,” bagian “hasil/temuan penelitian,” dan bagian “diskusi/pembahasan.” Untuk makalah akademik (makalah kelas), bagian-bagian ini mungkin kurang begitu tampak jelas, tetapi materi tersebut perlu disajikan di bagian ini. Untuk makalah yang disajikan dalam seminar/konferensi, bagian “hasil/temuan penelitian” dan “pembahasan” ini seringkali digabungkan.

  • Dalam bagian materi dan metode penelitian, penulis mengungkapkan dari mana dan bagaimana dia memperoleh data atau gagasan yang dibicarakan dalam makalah itu. Penulis juga menjelaskan metode, prosedur, atau pendekatan yang akan digunakan untuk memeriksa data atau gagasan tersebut.
  • Di bagian hasil/temuan penelitian, penulis menyebutkan hasil-hasil analisa atau evaluasinya terhadap data atau gagasan yang ditelitinya.
  • Di bagian diskusi/pembahasan, penulis membicarakan implikasi dan makna dari hasil/temuan penelitiannya itu. Setiap faktor yang mungkin mempengaruhi hasil/temuan tersebut, termasuk bias penulis sendiri, hendaknya dibicarakan di sini.

c. Ringkasan dan Kesimpulan.

Makalah yang bagus mempunyai ringkasan di bagian akhirnya. Dalam laporan penelitian yang formal, ini disebut bagian ”penutup/kesimpulan.” Ringkasan itu hendaknya menyatakan kembali secara ringkas tujuan makalah, setiap hipotesis yang diuji, materi dan metode penelitian yang digunakan, dan hasil yang diperolehnya. Kesimpulan kemudian ditarik berdasarkan hasil/temuan penelitian tersebut. Dalam makalah laporan penelitian, penulis menyatakan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Ringkasan tesebut menyatakan berakhirnya penelitian yang telah ia lakukan tetapi menyebutkan penelitian lanjutan yang masih harus dilakukan mengenai topik tersebut.

d. Daftar Pustaka.

Makalah yang bagus menyertakan daftar pustaka (bibliografi). Bagian ini bisa juga disebut sebagai ”daftar sumber yang dikutip”. Ruukan dibeikan untuk semua karya yang dikutip dalam makalah, dan hanya karya yang telah dikutip saja.

3. Kutipan.

Kutipan adalah rujukan ke sumber informasi yang disebutkan dalam makalah. Format kutipan yang benar adalah penting. Secara umum, bidang ilmu sains (seperti Anthropologi) menggunakan format kutipan yang bebeda dari bidang humaniora (misalnya, Bahasa Indonesia). Oleh karena itu, gunakan format kutipan yang tepat sesuai dengan bidang ilmu tersebut.

a. Apa yang harus Anda kutip?

Pada dasarnya, yang harus Anda kutip adalah setiap fakta atau gagasan, kecuali kalau itu merupakan (a) pengetahuan umum, atau (b) data, hasil/temuan, kesimpulan, atau gagasan asli Anda sendiri.

  • Yang dimaksud dengan pengetahuan umum adalah pengetahuan yang dapat Anda harapkan dimiliki oleh setiap orang yang Anda temui. Misalnya, Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden Indonesia tahun 2004-2009.”
  • Data, temuan, kesimpulan, atau gagasan orisinal yang Anda kumpulkan, amati, deduksi, atau fikirkan untuk pertama kalinya di dunia (sejauh tercatat dalam literatur yang ada._

b. Format kutipan.

Format dasar suatu kutipan adalah (Penulis, tanggal) atau (Para penulis, tanggal). Sebagai contoh, (Brackman, 1980) atau (Gonick & Wheelis, 1983). Kebanyakan editor lebih suka Anda menggunakan tanda “&” daripada kata “dan”. Berikut ini adalah beberapa penyempurnaan dan pengecualian atas prinsip dasar di atas.

  • Dalam makalah ilmiah, penggunaan ibid, op.cit., dan susunan serupa itu hendaknya dihindari.
  • Apabila ada lebih dari dua penulis, Anda hendaknya menggunakan ”et.al.” Sebagai contoh, (Barkow et.al., 1992) dan bukan (Barkow, Cosmides, dan Tooby, 1992).
  • Untuk menyitir beberapa sumber fakta atau gagasan, letakkan semuanya dalam tanda kurung yang sama dan pisahkan masing-masing dengan tanda titik-koma. Urutkan sumber itu berdasarkan tanggal penerbitannya (yang paling tua lebih dahulu) dan secara alfabetis bila ada dua sumber yang bertahun penerbitan sama. Sebagai contoh, (Darwin, 1872; Ardrey, 1996; Williams, 1966; Carey, 1982).
  • Ketika menyitir dua atau lebih karya tulis dari seorang penulis, sebutkan nama penulis itu sekali saja dan pisahkan tahun penerbitan karya itu dengan koma. Sebagai contoh, (Barkow, 1973, 1978, 1989; Leslie, 1987, 1988). Jika ada dua atau lebih karya yang diterbitkan dalam tahun yang sama, gunakan huruf sesudah tahun penerbitan itu untuk membedakannya. Sebagai contoh, (Daly & Wilson, 1984a, 1984b, 1987). Gunakan huruf itu juga ketika Anda merujuk kutipan itu dalam daftar pustaka.
  • Nomor halaman biasanya tidak digunakan kecuali untuk kutipan langsung. Ketika mengutip langsung, letakkan nomor halaman itu sesudah tahun penerbitan, dan pisahkan dari tahun penerbitan itu dengan titik dua (:). Sebagai contoh, (Hooton, 1935:113-114).
  • Apabila Anda menyebut nama penulis di dalam teks makalah Anda, sertakan hanya tahun penerbitannya saja, sesudah namanya. Sebagai contoh, Conroy (1997) membahas tentang X, tetapi Lewin (1989) tidak.

c. Kekecualian dan prinsip-prinsip kecil lainnya memang ada. Kalau Anda ragu-ragu tentang format kutipan dan rujukan yang tepat untuk makalah Anda, mintalah penjelssan dosen Anda.


4. Rujukan/referensi.

Rujukan adalah daftar bacaan yang Anda cantumkan dalam daftar pustaka (bibliografi). Rujukan ini harus sesuai dengan kutipan yang ada dalam makalah Anda. Ini berarti bahwa setiap kutipan yang ada dalam teks makalah Anda harus mempunyai rujukan dalam daftar pustaka Anda. Jangan memasukkan rujukan lebih dari satu kali, meskipun Anda mengutipnya beberapa kali. Jangan memasukkan rujukan dalam daftar pustaka Anda jika Anda tidak mengutipnya dalam teks makalah Anda.

a. Format rujukan hendaknya mengikuti format yang digunakan di jurnal utama dalam disiplin atau sub-disiplin ilmu Anda. Sebagai contoh, kalau Anda menulis di bidang anthropologi fisik, Anda tidak akan keliru kalau menggunakan format rujukan yang digunakan dalam American Journal of Physical Anthropology, walaupun ahli paleoanthropologi bisa memilih untuk menggunakan format yang digunakan dalam Journal of Human Evolution, ahli primatologi mungkin menggunakan format yang digunakan dalam the American Journal of Primatology. Format yang digunakan untuk merujuk dokumen eletronik (yang diperoleh dari internet atau sumber serupa) adalah serupa dengan yang digunakan untuk dokumen tercetak, dan pedoman untuk menyitir materi jenis ini mudah diperoleh di internet.

b. Format rujukan itu amat beragam, dan berubah seiring perubahan waktu. Komponen terpenting suatu rujukan adalah (1) nama penulis, (2) tahun penerbitan, (3) judul karya tulis, dan (4) bagaimana dan di mana karya tesebut dapat diperoleh. Bagaimana dan di mana karya tulis itu dapat diperoleh bisa berupa judul jurnal serta volume dan nomor halamannya, nama penerbitnya dan kota kedudukan penerbit tersebut, atau informasi lainnya. Berikut ini adalah beberapa contoh format dari the Americahn Journal of Physical Anthropology.

  • Suatu Artikel dalam jurnal:
Contoh:
Cartmill M, MacPhee RDE, and Simons EL (1981) Anatomy of the temporal bone in early anthropoids with remarks on the problem of anthropoid origins. Am. J. Phys. Anthropol. 56:3-21.
Perhatikan bahwa baris pertama rujukan itu ke luar ke sisi kiri beberapa huruf. Format ini tidak membolehkan penggunaan et al. dalam rujukan (walaupun boleh dalam kutipan)—nama semua penulis haris disebutkan. Digunakan singkatan nama dan bubkan nama selengkapnya. Tahun penerbitan ditulis dalam kurung, dan ditulis sesudah nama penulisnya. Judul artikel tidak ditulis dalam huruf besar, kecual huruf pertamanya. Judul jurnal disingkat (dengan hanya menggunakan singkatan baku) dan tidak digaris bawahi ataupun dicetak miring. Nomor voume jurnal dicetak miring. Nomor penerbitan jurnal biasanya tidak disebutkan.
  • Buku
Contoh:
Struhsaker TT (1975) The Red Colobus Monkey. Chicago:
University of Chicago Press.
Perhatikan bahwa semua aturan yang diterapkan pada artikel jurnal juga diterapkan di sini. Huruf pertama setiap kata utama dalam judul itu ditulis dalam huruf besar, tetapi judul itu tidak digaris bawahi atau dicetak miring. Kota utama penerbit disebutkan.
  • Makalah dalam terbitan yang diedit.
Contoh:
Guha BS and Basu PC (1938) Laporan tentang kerangka manusia yang digali di Mohenjo-Daro di tahun 1928-29. Dalam EJH MacKay (ed.): Further Excavation at Mohenjo-Daro. New Delhi: government of India Press, hal. 613-638.
  • Sumber dari internet.
Pedoman untuk ini banyak terdapat di internet, salah satunya dapat ditemukan di http://www.bedfordstmartins.com/online/citex.html.



Sumber: Undergraduate Advising worksheets, The Department of Anthropology, at the University of Montana –Missoula dengan alamat: http://www.anthro.umt.edu/advising/excellent_paper.htm (diakses pada tanggal 10 Mei, 2009).


Catatan akhir:
1menggunakan perasaan atau prasangka dan bukan akal atau menyerang sifat pribadi dan bukan pendapat yang dikemukakan

11 Juli 2011

Tips Mengaktifkan fungsi Task Manager karena hilang/disabled

Posted by Rendra Asmoro S. W. | 11 Juli 2011 | Category: |


Jika tiba-tiba Task Manager Windows dikomputer anda hilang/disabled/non aktif dan keluar pesan "Task Manager has been disabled by your administrator" coba jangan panik dulu. mungkin ini disebabkan oleh virus.
Yang anda harus lakukan tentunya membersihkan virus tersebut dengan anti virus yg sudah terupdate.
Bagaimanakah cara simple mengembalikanya atau dengan cara manual ? berikut tips nya...
Berikut ini ada 4 cara/metode yang anda bisa lakukan :

Method 1 :

Click Start, Run dan isi dengan :
REG add HKCU\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\System /v DisableTaskMgr /t REG_DWORD /d 0 /f

Method 2 :

Download and run this REG fix and double-click it.
http://windowsxp.mvps.org/reg/EnableTM.reg

Method 3 :

Click Start, Run and type Regedit.exe
Cari seperti dibawah ini :

HKEY_CURRENT_USER \ Software \ Microsoft \ Windows \ CurrentVersion \ Policies\ System

di panel kanan, delete nilai yang bernama DisableTaskMgr
Close Regedit.exe

Method 4:
Gunakan Group Policy Editor - for Windows XP Professional

Click Start, Run, ketik gpedit.msc dan click OK.

Cari : User Configuration / Administrative Templates / System / Ctrl+Alt+Delete Options / Remove Task Manager

Double-click pilihanRemove Task Manager
Set the policy ke Not Configured.


Demikianlah tips singkat dari saya. Terima kasih



:)